2019/04/18

Bandung Lebih Dekat

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila.

Di kota ini tercatat berbagai sejarah penting, di antaranya sebagai tempat berdirinya sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung, sekarang Institut Teknologi Bandung - ITB), lokasi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan, serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.

Pada tahun 1990 kota Bandung terpilih sebagai salah satu kota paling aman di dunia berdasarkan survei majalah Time.

Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun 2007, konsorsium beberapa LSM internasional menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.

Bandung akan menjadi salah satu kota tuan rumah pendukung Asian Games 2018. Infrastruktur yang sedang dibangun termasuk Metro Kapsul, sejenis sistem APM atau People mover yang dikembangkan sendiri.

Geografis
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.

Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.

Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.

Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.

Sejarah
Kata Bandung berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Parahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama Bandung diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.

Berdasarkan filosofi Sunda, kata Bandung juga berasal dari kalimat Nga-Bandung-an Banda Indung, yang merupakan kalimat sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda. Nga-Bandung-an artinya menyaksikan atau bersaksi. Banda adalah segala sesuatu yang berada di alam hidup yaitu di bumi dan atmosfer, baik makhluk hidup maupun benda mati. Sinonim dari banda adalah harta. Indung berarti Ibu atau Bumi, disebut juga sebagai Ibu Pertiwi tempat Banda berada.

Dari Bumi-lah semua dilahirkan ke alam hidup sebagai Banda. Segala sesuatu yang berada di alam hidup adalah Banda Indung, yaitu Bumi, air, tanah, api, tumbuhan, hewan, manusia dan segala isi perut bumi. Langit yang berada di luar atmosfer adalah tempat yang menyaksikan, Nu Nga-Bandung-an. Yang disebut sebagai Wasa atau Sang Hyang Wisesa, yang berkuasa di langit tanpa batas dan seluruh alam semesta termasuk Bumi. Jadi kata Bandung mempunyai nilai filosofis sebagai alam tempat segala makhluk hidup maupun benda mati yang lahir dan tinggal di Ibu Pertiwi yang keberadaanya disaksikan oleh yang Maha Kuasa.

Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sanghyang Tikoro.

Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk permukiman.

Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan permukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.

Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha pada tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.

Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini dibakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.

Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama Concordia, Jl. Asia Afrika, sekarang, berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.

Pada tanggal 24 April 2015, Konferensi Asia-Afrika kembali diadakan di kota ini setelah tanggal 20 April-23 April 2015 berlangsung di Jakarta.

Kependudukan
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.

Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah di mana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.

Selengkapnya: Wikipedia
Share:

Pemilu di Kota Bandung Kondusif

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan wadah masyarakat untuk memilih pemimpinnya. Lewat Pemilu, masyarakat turut andil untuk menentukan masa depan bangsa untuk lima tahun ke depan.

Sejak pertama kali digelar pada 1955, Kota Bandung, dikenal sebagai kota yang kondusif saat menggelar Pemilu. Seperti diungkapkan Patmo, Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Bandung, meski situasi politik tengah panas, tak pernah membuat warga Kota Bandung terpecah belah.

"Bandung itu bagus ya, tetap kondusif di masa-masa seperti ini. Pertahankan saja rasa aman dan kondusif, agar masyarakat lebih nyaman," katanya.

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial pun yakin pelaksanaan Pemilu kali ini akan kondusif seperti Pemilu-Pemilu sebelumnya.

"Insya Allah, pesta demokrasi hari ini bisa selesai dengan baik, sempurna dan jujur, adil juga tentu saja rahasia. Masing-masing bisa memberikan aspirasinya," kata Mang Oded.

Mang Oded berharap, Pemilu 2019 yang telah berjalan dengan penuh kegembiraan dan antusiasme tinggi bisa menghasilkan pemimpin yang berkompeten. Baik itu untuk mewakili rakyat di parlemen ataupun menjadi pemimpin Republik Indonesia.

"Dan pada akhirnya saya berharap dari proses politik ini akan hadir para pemimpin di Indonesia baik itu di DPRD provinsi, kota, kabupaten, DPR RI, Presiden akan datang semuanya menjadi pemimpin yang berkualitas," harap Mang Oded usai mencoblos di TPS 03 RW 01 Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Rabu (7/4/2019).

Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna pun mengaku gembira melihat antusiasme warga Kota Bandung dalam menyambut Pemilihan Umum 2019. Ia memantau, partisipasi masyarakat terbilang tinggi.

"Alhamdulillah, kita merasa bahagia, senang, karena penyelenggaraan Pemilu ini berjalan dalam suasana yang penuh kegembiraan, penuh kedamaian, penuh kerukunan," tutur Ema usai meninjau Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong, Rabu (17/4/2019).

Ema mengunjungi TPS yang terletak di Gang Ruhana, sebuah wilayah yang terkenal dengan Kampung Toleransi. TPS itu berada tidak jauh dari masjid, wihara, dan gereja yang berdiri berdampingan di gang tersebut.

"Kerukunan masyarakat di sini sangat luar biasa, kami apresiasi tinggi. Ini membuktikan bahwa dari berbagai etnis pun bisa berkolaborasi dengan sangat luar biasa," katanya.*

Sumber: Humas Kota Bandung
Share:

2018/07/03

Bagi Pemerintah Pusat, Bandung Kota Spesial


Kota Bandung di mata pemerintah pusat merupakan salah satu kota yang spesial. Penilaian tersebut berdasarkan keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung yang selama tiga tahun berturut-turut menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam penilaian Laporan Penyelenggaraan Pemertintah Daerah (LPPD).

Demikian disampaikan Ketua Tim Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) Provinsi Jawa Barat yang juga Kepala Inspektorat Provinsi Jawa Barat, Muhamad Solihin saat mengunjungi Pemkot Bandung, Senin (2/7). Solihin diterima oleh Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial didampingi Penjabat Sekretariat Daerah (Sekda) Kota Bandung, Dadang Supriatna di Balai Kota Bandung, Jln. Wastukancana, Bandung.

Solihin mengungkapkan, tahun 2014 LPPD Pemkot Bandung mendapat nilai 2,9. Tahun 2015 naik menjadi 3,30 dan tahun 2016 mendapatkan nilai 3,4. Dengan nilai yang terus meningkat, Solihin menilai, Pemkot Bandung sangat serius menjalankan laporannya.

"Apa yang dilakukan itu bisa dipertanggungjawabkan, itu intinya. Harapan kami, Kota Bandung masuk peringkat yang baik dan mendapatkan penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha," lanjut Solihin.

Untuk meraihnya, Solihin meminta kepada Wakil Wali Kota untuk terus mendorong seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemkot Bandung konsentrasi meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Salah satu poin dengan nilai cukup tinggi adalah, opini WTP dari BPK. Ini cukup berpengaruh dalam penilaian," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial pada kesempatan tersebut meminta kepada seluruh OPD Pemkot Bandung terus meningkatkan kinerja untuk mencapai hasil yang terbaik. Karena pencapaian rencana kerja akan berpengaruh pada LPPD. "Kita harus kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas agar laporan kinerja semakin baik," katanya.

Oded menuturkan, sejak beberapa tahun lalu Pemkot Bandung terus berupaya memperbaiki capaian LPPD dan penilaian atas laporan keuangan. Hasilnya, sesuai keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 - 53 Tahun 2018 tentang Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Secara Nasional, Pemkot Bandung mendapatkan peringkat tujuh secara nasional dengan skor 3,4110 atau status sangat tinggi bintang tiga.

"Prestasi ini harus menjadi energi bagi kita, Pemkot Bandung sudah dua kali berturut-turut masuk dalam 10 besar. Insya Allah tahun ini masuk lagi, lebih baiknya masuk lima besar," ujar Oded.

Untuk meraih hal itu, Oded mengajak seluruh OPD bekerja sebaik mungkin. Menurutnya, untuk meraih itu tak cukup dengan komitmen pimpinan daerah saja. Perangkat daerah juga harus konsisten dalam memberikan data secara valid dan dapat mempertanggungjawabkannya.

"Kinerja perangkat daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan menjadi bidang tugasnya adalah kunci utama dalam keberhasilan LPPD Kota Bandung," tutur Oded.*

Share:

2018/01/31

Kota Wisata Bersih!


Kota Bandung kembali meraih penghargaan tingkat internasional. Kali ini, Kota Bandung meraih penghargaan ASEAN Clean Tourist City Standard Award atau Kota Wisata Bersih dari ASEAN Tourism Forum 2018. Penghargaan tersebut diserahkan dalam ajang ASEAN Tourism Association (ASEANTA) 2018 di Chiang Mai, Thailand pada 26 Januari 2018.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengungkapkan, penghargaan tersebut merupakan hasil kerja bersama seluruh instansi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Sebab, penilaian yang dilakukan sejak Juni 2017 itu melibatkan sejumlah pihak.

“Kita mendapat penghargaan ini salah satunya ditunjang oleh berbagai even lainnya. Bandung baru saja meraih Adipura, juga penghargaan Kota Sehat, penghargaan Langit Biru dari ASEAN, dan sebagainya. Maka ini adalah kerja bersama, bukan Disbudpar  saja,” tutur Kenny, Senin (29/1/2018).

Ia menuturkan, ada empat titik yang menjadi lokasi penilaian. Keempat lokasi tersebut yaitu kawasan wisata sejarah Ganesha-Gedung Sate, kawasan wisata belanja dan kuliner kreatif Jalan L.L.R.E. Martadinata, kawasan wisata warisan budaya Alun-Alun-Braga, serta kawasan wisata taman kota ruas Jalan Aceh –Jalan L.L.R.E. Martadinata.

Selain karena tercantum pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2012-2025, keempat lokasi tersebut dipilih karena dianggap dapat mewakili Kota Bandung sebagai destinasi wisata.

Kenny menambahkan, ada 25 kriteria yang menjadi bahan penilaian, mulai dari perencanaan kota, peraturan lingkungan, perlawanan terhadap polusi, penggunaan energi berkelanjutan oleh usaha wisata, kualitas pengumpulan dan penyimpanan limbah, hingga strategi peningkatan kesadaran wisatawan terkait kebersihan dan lingkungan.

Metode yang dilakukan adalah pengisian kuesioner, kelengkapan administrasi, wawancara, hingga peninjauan langsung oleh tim penilai. Dalam pengisian kelengkapan data administrasi, Disbudpar Kota Bandung dibantu oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung bekerja sama dengan berbagai instansi, mulai dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan sampai kepolisian.

“Tapi saat tinjauan lapangannya, kita tidak tahu kapan. Mungkin tanpa kita ketahui. Tapi kalau proses pengisian kuesioner dan wawancara itu dilakukan selama Juni,” jelas Kenny.

Diraihnya penghargaan tersebut, bagi Kenny, menjadi motivasi agar seluruh pihak terus menyukseskan program pariwisata Kota Bandung. Untuk itu, ia mengimbau warga terus mendukung Kota Bandung menjadi kota yang aman, nyaman, bersih, ramah, dan memberi kenangan untuk siapapun yang mengunjunginya.

“Karena Kota Bandung ini sudah menjadi destinasi favorit bagi wisatawan domestik dan ASEAN. Jadi kami berharap seluruh pihak, khususnya warga Kota Bandung bisa turut mendukung hal ini,” pintanya.

Pada ajang bergengsi tingkat ASEAN itu, nama Indonesia banyak disebut sebagai peraih juara. Terhitung, ada 15 kategori yang disabet oleh Indonesia, di antaranya Gelar Best ASEAN Tourism Photo “Melasti Ceremony” yang diraih Agung Prameswara. Setelah itu, Best ASEAN New Tourism Attraction in the Region "Surfing the Sand Dunes of Bantul, Yogyakarta” oleh Lintang Buana Tourism Services. Terakhir, penghargaan Best ASEAN Airlines Program “Ayo Liburan” oleh Garuda Indonesia.

“Makanya Indonesia menjadi juara umum di ajang tersebut. Khusus untuk Kota Bandung nanti kita minta pialanya ke Pak Menteri,” ujar Kenny seraya berkelakar.

Penghargaan yang diterima Indonesia diterima  langsung oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ia juga mewakili Kota Bandung karena Pemkot Bandung tidak dapat memenuhi undangan untuk menghadiri malam penganugerahan. Hal itu dikarenakan tidak mendapatkan izin dari Kementerian Dalam Negeri untuk ke luar negeri.

Sumber: Portal Resmi Kota Bandung
Share:

Pentingnya Kebersihan


Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteria patogen, dan bahan kimia berbahaya.

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sihat, tidak berbau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri mahupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih.

Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan menggunakan air dan sejenis sabun atau detergen. Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan produk kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk.

Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat awam. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap tingkap dan perabot rumah, menyapu dan mengemop lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan, membersihkan bilik mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulakan dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan jalan di depan rumah daripada sampah.

Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia. Contohnya, kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan ruang bedah di rumah sakit.

Sumber: Wikipedia
Share:

Apa Itu Kelurahan?


Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat dengan desa. Berbeda dengan desa, kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan.

Berdasarkan Permendagri 31/2006 tentang pembentukan, penghapusan, dan penggabungan kelurahan, dan Permendagri 28/2006 tentang perubahan status desa menjadi kelurahan, maka syarat-syarat pembentukan suatu kelurahan adalah:

Wilayah Jawa dan Bali paling sedikit 4.500 jiwa atau 900 KK, dengan luas paling sedikit 3 km2; Wilayah Sumatera dan Sulawesi paling sedikit 2.000 jiwa atau 400 KK, dengan luas paling sedikit 5 km2; dan Wilayah Kalimantan, NTB, NTT, Maluku, Papua paling sedikit 900 jiwa atau 180 KK, dengan luas paling sedikit 7 km2.

Serta memiliki memiliki kantor pemerintahan, memiliki jaringan perhubungan yang lancar, sarana komunikasi yang memadai, dan fasilitas umum yang memadai. Kelurahan yang tidak lagi memenuhi kondisi di atas dapat dihapuskan atau digabungkan dengan kelurahan yang lain, berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Sedangkan pemekaran kelurahan dapat dilakukan setelah mencapai paling sedikit lima tahun penyelenggaraan pemerintahan di kelurahan tersebut.

Sumber: Wikipedia
Share: